Harian Teknologi – Kesuksesan inklusivitas transformasi digital saat ini membutuhkan dukungan dari faktor lain yaitu digital dan keuangan yang memadai.
Transformasi digital yang inklusif, tidak hanya membutuhkan ketersediaan fasilitas fisik seperti infrastruktur, tetapi juga pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang diharapkan dapat menggunakan dan mendapatkan manfaat dari transformasi ini.
Menurut Unit Riset Peluang Ekonomi Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Trissia Wijaya bahwa Di 2023 hal ini masih perlu diteruskan

Ia mengatakan, bahwa BI dan OJK dapat berfokus dalam mengedukasi konsumen, terutama UMKM. Sehingga sosialisasi literasi digital dan literasi keuangan bisa dilakukan secara bersamaan.
BI dapat mengintensifkan program digitalisasi UMKM yang membantu mendorong UMKM dan melatih sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Sehingga UMKM dapat terlibat dalam Pemasaran digital, e-payment dan yang terpenting dapat menggunakan aplikasi pelapor keuangan.
“Transaksi keuangan yang sudah banyak menggunakan platform online membuat pentingnya sistem pelaporan keuangan yang terstruktur dan tercatat secara digital,” ucapnya.

Pemerintah juga perlu bekerjasama dengan pihak swasta untuk menyediakan infrastruktur internet yang lebih baik. Sehingga pemain kecil dapat lebih mudah untuk bergabung dalam transformasi digital.
“Contohnya seperti Kementerian Perdagangan bisa membuat proses perizinan yang lebih sederhana bagi pelaku e-commerce UMKM,” sebutnya.
Selain proses perizinan yang lebih sederhana, intervensi program digitalisasi perlu disesuaikan dengan hambatan dan karakteristik skala usaha juga perlu dilakukan.
Intervensi tidak dapat dilakukan dengan mempertimbangkan keragaman skala, jenis usaha, dan daerah asal UMKM. Begitu juga dengan proses perizinan berdasarkan resiko usaha pun perlu adanya standar yang lebih untuk disosialisasikan ke publik.

Selain penyediaan akses internet yang lebih baik, peningkatan literasi digital juga harus melibatkan pemberian pendidikan tentang cara memanfaatkan platform digital, sehingga menghasilkan inklusi keuangan yang lebih baik.
“Pemakaian internet untuk kegiatan produktif perlu terus dilakukan mengingat penetrasi internet dan smartphone di Indonesia sudah cukup tinggi. Internet produktif diharapkan dapat memberikan dan dampak positif untuk usaha rumahan dan tentunya peluang usaha,” ujarnya.