Harian Teknologi – Google adalah perusahaan teknologi raksasa yang menjadi impian banyak orang untuk berkarier. Namun, menjadi “Googlers” (sebutan untuk karyawan Google) bukanlah hal yang mudah. Hanya orang-orang terpilih yang dapat diterima bekerja di sana setelah melalui proses wawancara yang ketat.

Baru-baru ini, mantan Wakil Presiden Google, Claire Hughes Johnson, mengungkapkan keterampilan nomor satu yang paling dicari perusahaan dari pelamar kerja.
Keterampilan kunci tersebut adalah “kesadaran diri” alias self-awareness. Menurut Johnson, seseorang dengan self-awareness lebih termotivasi untuk belajar karena mereka tulus atau “sadar diri” tentang apa yang perlu mereka kerjakan.
Namun, menurut mantan petinggi Google yang telah bekerja selama 10 tahun di sana, kesadaran diri adalah sifat atau karakter yang cukup langka ditemukan dari diri pelamar kerja.
Penelitian menunjukkan bahwa hanya 10-15 persen orang saja yang benar-benar memiliki self-awareness, meskipun 95 persen percaya bahwa mereka memiliki sifat tersebut.
Jadi, mengapa self-awareness menjadi keterampilan nomor satu yang dicari oleh Google? Menurut Johnson, sifat ini membantu karyawan berhubungan lebih baik dengan rekan kerja dan manajer.
Untuk melihat sifat self-awareness, mantan bos di Google itu memperhatikan penggunaan kata “saya” dan “kami” ketika kandidat diwawancara. Selain itu, Johnson juga memperhatikan kejujuran karyawan tentang peran mereka dalam situasi yang diceritakan.

Bagi mereka yang ingin mengetahui apakah dirinya memiliki sifat self-awareness atau tidak, Johnson memberikan beberapa tanda. Orang yang seringkali tak setuju atau tidak menerima masukan dari orang lain, mungkin tidak memiliki sifat sadar diri tersebut.
Tanda lainnya, orang yang tidak dapat mendeskripsikan pekerjaan yang mereka sukai dan merasa lelah setelah kerja seharian tanpa tahu alasannya, mungkin tidak punya self-awareness.
Namun, jangan khawatir! Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memupuk rasa self-awareness. Pertama, orang tersebut perlu memahami nilai-nilai pribadi. Kedua, mengidentifikasi pola gaya kerja. Ketiga, menganalisis keterampilan dan kemampuan sendiri.
Mantan bos di Google itu juga menyarankan untuk menyisihkan 15 menit di penghujung hari untuk bertanya pada diri sendiri tentang apa yang telah dilakukan dengan baik, kesalahan apa yang telah dibuat, dan bagaimana cara memperbaikinya di hari berikutnya.
Jadi, jika ingin bekerja di Google atau di perusahaan lain yang mengejar kesuksesan, cobalah untuk memiliki self-awareness yang kuat. Ingatlah bahwa sifat ini tidak hanya berguna di tempat kerja, tetapi juga di kehidupan sehari-hari.
Dengan memiliki self-awareness yang baik, kita dapat menjadi lebih baik dalam mengenali kelebihan dan kekurangan diri, berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar kita.

Jadi, jangan lupa untuk selalu memperhatikan diri sendiri dan mengembangkan self-awareness yang kuat!
Kesimpulannya, self-awareness adalah keterampilan nomor satu yang paling dicari oleh Google dan perusahaan lainnya.
Sifat ini membantu karyawan menjadi lebih termotivasi dan berhubungan lebih baik dengan rekan kerja dan manajer. Jika ingin memperkuat self-awareness, kita perlu memahami nilai-nilai pribadi, mengidentifikasi pola gaya kerja, dan menganalisis keterampilan dan kemampuan sendiri.
Selain itu, selalu luangkan waktu untuk mengevaluasi diri sendiri dan memperbaiki kekurangan yang ada. Dengan memiliki self-awareness yang kuat, kita dapat mencapai kesuksesan di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.