Harian Teknologi – Menurut data Global Stats dari StatCounter yang dirilis pada bulan Februari 2023, Samsung masih menjadi merek ponsel terpopuler di Asia dengan pangsa pasar sebesar 22,27 persen.
Namun, yang menarik adalah fakta bahwa Apple berhasil menggeser posisi Xiaomi sebagai merek ponsel terpopuler kedua di Asia dengan pangsa pasar sebesar 17,15 persen, sementara Xiaomi berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 16,19 persen.

Ini merupakan kabar yang mengejutkan, mengingat Xiaomi telah mengungguli Apple di Asia sejak Juli hingga November 2022.
Strategi Apple untuk melakukan ekspansi yang lebih luas di Asia adalah salah satu alasan keberhasilan mereka. Selain itu, absennya Huawei di sejumlah negara di Asia juga dapat menjadi faktor penting yang mendorong kepopuleran smartphone Apple.
Ini dikarenakan lini Huawei lawas menjalankan sistem operasi (OS) EMUI yang mirip dengan iOS milik Apple. Hal ini membuat pengguna Huawei untuk berpindah ke iOS ketimbang Android.
Apple juga memperkenalkan diskon pelajar untuk produknya di sejumlah pasar berkembang di Asia, seperti Vietnam dan Malaysia. Hal ini merupakan taktik yang efektif untuk menarik minat konsumen, terutama pelajar yang merupakan salah satu target pasar mereka.
Sementara itu, penurunan popularitas Xiaomi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi pasar smartphone China yang stagnan. Xiaomi juga tidak merilis ponsel baru di pasar global sepanjang Februari, meski telah “diluncurkan” secara global lewat ajang Mobile World Congress (MWC) 2023. Ketersediaannya masih bergantung pada daerah pengguna masing-masing.

Oppo dan Vivo, yang juga menjadi merek ponsel andalan BBK Group, menghadapi masalah yang sama dengan Xiaomi, seperti kondisi pasar China yang stagnan dan tidak ada produk baru yang dirilis global pada Februari 2023.
Namun, keduanya masih berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dibandingkan tahun sebelumnya, dengan masing-masing pangsa pasar sebesar 10,81 persen dan 9,76 persen.
Realme, merek ponsel yang masih baru di pasar smartphone Asia, masih mempertahankan pangsa pasar sebesar 6,69 persen. Merek ini masih perlu melakukan banyak inovasi dan strategi untuk dapat bersaing dengan merek ponsel besar lainnya.
Dalam hal ketersediaan toko offline dan service center, Samsung tetap menjadi merek yang paling aksesibel. Mereka juga memberikan diskon pada lini ponselnya yang sudah meluncur di pasaran. Hal ini merupakan kabar baik bagi konsumen Samsung di Asia.
Dari data StatCounter, dapat disimpulkan bahwa persaingan merek ponsel di Asia semakin ketat. Tidak hanya merek besar seperti Samsung dan Apple, tapi juga merek ponsel baru seperti Realme yang mencoba bersaing dengan merek besar lainnya. Dalam hal ini, inovasi, strategi, dan harga yang kompetitif menjadi faktor penting dalam menarik minat konsumen.
Diharapkan, persaingan ini akan membawa manfaat bagi konsumen karena mereka akan memiliki lebih banyak pilihan dan inovasi baru dalam dunia smartphone.
Kesimpulan

Samsung masih menjadi merek ponsel terpopuler di Asia dengan pangsa pasar sebesar 22,27 persen, sementara Apple berhasil menggeser posisi Xiaomi sebagai merek ponsel terpopuler kedua di Asia dengan pangsa pasar 17,15 persen. Xiaomi berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 16,19 persen.
Oppo dan Vivo menghadapi masalah yang sama dengan Xiaomi, namun masih berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dibandingkan tahun sebelumnya. Realme, merek ponsel yang masih baru di pasar smartphone Asia, masih mempertahankan pangsa pasar sebesar 6,69 persen.
Persaingan merek ponsel di Asia semakin ketat, sehingga merek ponsel harus melakukan inovasi dan strategi yang baik agar dapat bersaing dengan merek lainnya.
Diharapkan, persaingan ini akan membawa manfaat bagi konsumen karena mereka akan memiliki lebih banyak pilihan dan inovasi baru dalam dunia smartphone.