Harian Teknologi – Spotify, layanan streaming musik terbesar di dunia melakukan sejumlah perombakan di aplikasinya pada Rabu (8/3/2023). Perombakan ini dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam mencari konten yang diinginkan, seperti musik, podcast, hingga audiobooks untuk didengarkan.
Tampilan baru ini memungkinkan pengguna untuk menggulir layar dari bawah ke atas dengan gaya mirip Instagram dan TikTok. Selain itu, trek musik yang muncul bukan lagi berbentuk kotak persegi, melainkan memanjang vertikal. Hal ini memudahkan pengguna untuk menemukan konten yang diinginkan.
Perubahan tampilan ini juga dibuat menjadi lebih interaktif. Ketika pengguna membuka halaman “Music” di bagian Home, lalu menggulir layar untuk mencari konten, Spotify akan memunculkan musik yang disertai dengan cuplikan video. Hal ini memungkinkan pengguna untuk melihat visual tambahan dari konten yang direkomendasikan untuk mereka.
Sedangkan, konten “Audiobooks” akan menampilkan cuplikan berupa cover konten yang disertai potongan suara. Fitur cuplikan “Audiobooks” tersedia secara terbatas untuk wilayah Amerika Serikat (AS), Inggris, Irlandia, Australia, dan New Zealand saja.
Pembaruan lainnya terletak di halaman “Search” (Pencarian). Di halaman tersebut, pengguna bisa menggulir layar dari bawah ke atas bergaya Instagram dan TikTok, untuk mencari cuplikan dari trek favorit. Resolusi konten yang ditampilkan juga memiliki rasio 9:16. Cuplikan lagu yang muncul bisa disimpan dan dimasukkan ke dalam playlist, memungkinkan pengguna mem-follow akun penyanyi, hingga membagikannya ke pengguna lain.
Selain itu, Spotify juga mengandalkan teknologi AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) untuk membantu pengguna memutar lagu. Fitur Shuffle di Spotify kini mengadopsi teknologi AI dan namanya berubah menjadi “Smart Shuffle”. Fungsi fitur tersebut masih sama, hanya saja sistem akan secara otomatis merekomendasikan lagu baru ke dalam playlist, menyesuaikan genre lagu yang biasanya diputar.
Spotify juga memperkenalkan fitur baru bernama DJ, dimana fitur ini dapat mengetahui jenis musik apa yang disukai dan memutarkannya untuk pengguna. Namun, fitur DJ ini masih dalam tahap uji coba dan baru hadir untuk pengguna Spotify Premium yang berbasis di AS dan Kanada.
Fitur terakhir adalah “Autoplay for Podcast”. Saat podcast yang didengar sudah berakhir, sistem akan otomatis memutar podcast lain yang relevan dan sesuai dengan selera.
Kebaruan yang dilakukan oleh Spotify ini tampaknya sejalan dengan ambisi CEO Spotify Daniel Ek, yaitu mengharapkan Spotify memiliki lebih dari 50 juta kreator berbasis audio. Terlepas dari hal itu, Spotify telah menjadi salah satu platform musik alir terbesar. Perusahaan tetap terus memperluas audiensnya dengan cara-cara baru,salah satunya dengan merombak tampilan aplikasi menjadi lebih interaktif dan mudah digunakan.
Namun, perlu diingat bahwa tampilan baru tersebut belum tersedia di Indonesia. Menurut keterangan resmi Spotify, pembaruan ini telah mulai digulirkan secara global untuk pengguna berbayar dan pengguna gratis di perangkat iOS ataupun Android.
Bagi pengguna Spotify, perombakan ini tentunya memberikan pengalaman yang lebih baik dan lebih mudah dalam mencari konten yang diinginkan. Dengan adanya teknologi AI dan fitur-fitur baru yang disediakan, pengguna dapat menikmati pengalaman mendengarkan musik dan podcast yang lebih personal dan sesuai dengan selera mereka.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri musik streaming, Spotify terus berinovasi dan mengembangkan fitur-fitur baru untuk menjaga posisinya sebagai salah satu platform musik streaming terbesar di dunia. Kita tunggu saja apakah perombakan ini dapat membantu Spotify untuk terus meraih kesuksesan di masa depan.
